Sabtu, 29 Oktober 2011

Kebahagiaan Yang Sesungguhnya

Apa pun dan siapa pun kita, pasti dan pasti setiap diri kita mengharapkan datangnya suatu kebahagiaan, baik kita seorang Presiden maupun Rakyat biasa, baik dia pengusaha sukses maupun seorang petani miskin. Sayangnya setiap diri kita merasa kebahagian itu sejauh mana keduniaan ada pada diri kita.

Seorang pengusaha berfikir akan bahagia kalau dia memiliki lebih banyak toko atau perusahaan, seorang petani berfikir dia akan bahagia apabila memiliki hasil panen yang banyak, seorang pekerja berfikir kalau dia mendapat gaji besar akan bahagia, seorang pelajar berfikir dia akan bahagia kalau saja memiliki nilai yang baik.

Sesungguhnya fikiran-fikiran semacam ini sama dengan fikiran-fikiran orang-orang terdahulu yang telah Allah Swt binasakan.

Fir’aun berfikir dan berjuang untuk mencari kebahagian dalam kerajaannya.
Qorun berfikir dan berjuang untuk mencari kebahagian dalam kekayaan.
Hamman berfikir dan berjuang untuk mencari kebahagian dengan jabatan yang disandangnya.
Kaum Madyan berfikir dan berjuang untuk mencari kebahagian dalam perdagangannya.
Kaum Tsamud berfikir dan berjuang untuk mencari kebahagian dalam teknologi sehingga mereka merubah gunung menjadi istana yang nyaman.
Kaum ‘Ad berfikir dan berjuang untuk mencari kebahagian dalam tubuh yang kuat.
Kaum Nabi Nuh berfikir dan berjuang untuk mencari kebahagian dalam jumlah yang banyak yang akan mendatangkan kejayaan.
Kaum Nabi Luth berfikir dan berjuang untuk mencari kebahagian dalam kepuasan yang maksimal dalam hubungan seksual.
Abu Lahab dan Abu Jahal berfikir dan berjuang untuk mencari kebahagian dalam rasa nasionalis.

Tapi apa yang terjadi dengan mereka semua…??? Perjuangan Orang-orang yang disebutkan diatas menuju pada satu titik yaitu kegagalan, karena sesungguhnya kebahagian sempurna akan bisa didapat sejauh mana kita mau amal agama secara sempurna, apabila kita mengamalkan sedikit agama maka sedikit pula kebahagian yang akan kita dapatkan.

Sekali mengucapkan Subahanallah lebih mulai disisi Allah dari pada tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi, karena tujuh lapis langit dan bumi suatu saat akan Allah Swt hancurkan, tetapi ucapan Subahanallah akan menolong kita di kubur, di masyar, di mizan sampai nanti masuk surga-Nya Allah Swt.

Untuk perkara dunia kita menyakini bahwasanya kita akan sukses apabila kita ada usaha, sehingga kita siang malam sibuk berusaha pontang-panting untuk mengejar dunia, begitu juga seharusnya untuk perkara agama, harus juga ada usaha dan keingian yang kuat. Sayangnya kita hari ini kalau untuk dunia kita akan berfikir semaksimal mungkin tapi kalau untuk akhirat kita hanya sisanya saja, sholat kalau sudah kerjaan selesai bahkan kalau kerjaan tidak selesai-selesai kita tidak sholat, Nauzubillah, baca qur’an hanya kalau acara kematian dan sebagainya dan sebagainya.

Sesungguhnya Allah Swt berjanji barang siapa yang bermujahadah ( sungguh-sungguh ) untuk perkara agama maka Allah Swt akan berikan jalan-jalan hidayah, sejauh mana kita mau usaha atas agama sejauh itu pula hidayah yang akan kita dapat, tapi sebaliknya untuk perkara dunia Allah Swt tidak pernah menjanjikan, apakah kalau kita usaha sunguh-sungguh maka akan dapat banyak dunia atau pun kalau kita usaha sedikit maka akan mendapat sedikit dunia.

Kalau kita gunakan fikir yang banyak ini untuk satu fikir saja yaitu untuk perkara agama, bagaimana seorang pekerja membawa agama dalam setiap perkerjaannya, seorang pejabat membawa agama dalam setiap jabatannya, seorang suami membina keluarga sesuai agama, dan lain sebagainya maka dengan fikir yang satu ini Allah Swt akan bereskan urusan dunia dan akhirat kita , tapi sebaliknya kalau kita gunakan fikir dan risau kita hanya untuk perkara dunia maka Allah Swt tidak akan pernah memperdulikan dimana atau dengan cara apa kita akan binasa.

Mari kita sama-sama mulai detik ini membereskan urusan-urusan akhirat kita sehingga Allah swt akan membereskan urusan-urusan dunia kita, karena hanya Allah lah yang sanggup untuk menyelesaikan segala permasalahan dunia dan akhirat kita.

Wallahu a’lam

0 komentar

Posting Komentar